Setelah tidur siang badan kembali fresh..
Mandi sore dulu kemudian dilanjutkan dengan makan bekal roti sembari melihat peta mencari tempat menarik untuk menikmati matahari terbenam.
Pilihan jatuh ke salah satu tanjung yang menjorok.
Di tengah jalan sempat berhenti sebentar di pantai pinggir jalan dekat dengan pura.
Tempatnya asli keren.. pasirnya lembut tapi tidak menempel.
Ombak juga tenang dengan dibarengi hembusan angin dan langit cerah kebiruan membuat saya cukup lama hanya duduk diam sembari menikmati keindahan alam.
Perjalanan berlanjut, setelah melewati kantor dinas kelautan akan ditemui jalan tanah setapak yang menuju ke kiri yang merupakan jalan menuju ke tanjung.
Setelah ngobrol dengan penduduk ternyata disebut Elak Elak.
Dari ujung tanjung Elak Elak kita bisa menikmati suasana menjelang matahari terbenam dengan leluasa.
Beberapa nelayan yang sedang beraktivitas juga menarik untuk diabadikan.
Matahari akan tenggelam di balik bukit jadi tidak bisa menikmati matahari di horizon.
Tapi cukup menarik juga karena kita bisa melihat pebukitan menjadi seperti siluet yang bertumpuk tumpuk dengan latar belakang langit yang berwarna oranye.
semburat oranye kemudian berubah menjadi keunguan pertanda sebentar lagi akan digantikan malam.
Karena tempat benar benar sepi dan jarak munuju jalan besar cukup lumayan, sebelum cahaya benar benar hilang ditelan kegelapan malam saya memutuskan cabut dari lokasi. ngeri juga sendirian kl malam di sini hahahaha
Dalam perjalanan pulang, di daerah gili genting mampir ke warung makan Inyong – Pak Pri untuk makan malam.
Ternyata pak Pri dulunya pernah kerja sebagai manager beberapa resort di sana. cm sekarang lebih memutuskan membuat warung makan dengan istrinya.
Kita bisa menikmati nasi goreng, ikan grill, nasi campur, soto maupun ayam goreng dengan harga relatif murah.
Selain itu kita bisa ngobrol banyak dengan pak Pri maupun pengunjung yang lain untuk mendapatkan informasi seputaran lokasi semanjung barat daya lombok ini.
Seperti ujar salah satu pengunjung yang ketika tahu saya ke sana untuk memotret mengatakan bahwa pantai terbaik di sini adalah pantai Mekaki.
Jaraknya pun tidak terlalu jauh dari pelalangan, mungkin cm sekitar 15 menit dengan menggunakan motor.
Hmm.. sembari mencatat lokasinya di buku, menikmati nasi goreng yang enak dan berpikir mencari skedule untuk mendatangi pantai mekaki sebelum kembali ke mataram
Sekitar pukul 20.00 akhirnya saya putuskan kembali ke penginapan.
Di sepanjang jalan terpaksa menutup mulut dengan tangan karena daripada nanti kemasukan serangga malam yang banyak beterbangan.
Sampai penginapan memastikan janji dengan mas Wawan untuk rencana besok pagi bersnokling ria di deket penginapan
Cuma jalan kaki 5 menit dari penginapan mas, daerah kores, “biasanya saya ajak tamu untuk menikmati keindahan bawah laut tanpa harus membayar biaya mahal” ujar mas wawan sembari berpromosi bahwa di penginapanannya servise untuk tamu itu penting dan bukan sekedar hanya komersialisasi.. Coba kalau banyak tempat yang sadar akan pentingnya memberikan servis lebih kepada tamu tamunya€¦ bukan malahan aji mumpung dengan mengambil keuntungan singkat yang berujung malasnya tamu kembali lagi.
Hari kedua diahkiri dengan mandi malam, charge beberapa baterai kamera dan beranjak ke peraduan di balik kelambu..
Malam all