Diving di Komodo
Niatnya sebenarnya bikin jurnal harian kegiatan selama di LOB Lalunia liveaboard. Tapi apa daya, tiap kali diving 3x sehari yang […]
Niatnya sebenarnya bikin jurnal harian kegiatan selama di LOB Lalunia liveaboard. Tapi apa daya, tiap kali diving 3x sehari yang […]
Setiap pagi bangun tidur, keluar kamar langsung disambut matahari terbit dari ufuk timur. Siang hari menikmati langit biru. Sorenya menyapa
“Besok bangun jam setengah lima guysss… kita ngejar sunrise, berangkat jam lima” ucap Sylvia sebelum kita mengistirahatkan badan. Tapi seperti
Kalau ketemu komodo apa harus di pulau Komodo saja? Ndak kok, kalau pengen bertemu Komodo ada beberapa pulau yang menjadi
“Ditunggu di Dermaga Ujung, depan Roxy” pesan wa dari Ulfi masuk ketika saya keluar dari bandara udara Labuan Bajo. Taksi
Pulang dari perjalanan 3,5 minggu #OverlandFlores dengan 12.363 foto itu sesuatu banget 😀 Yang pening kepala setelah sampai rumah :DÂ Kebayang
Tak terasa sudah hampir 3 minggu Landscape Indonesia menyusuri keindahan alam dan keramahan masyarakat FLores. Dimulai dari Maumere, bermain dengan indahnya lautan di sekitar pulau Pangabatang. Menyusuri kelokan menuju Moni dan matahari terbit di Kelimutu. Setelah itu dilanjutkan perjalanan darat menyusuri Ende menuju Boawae untuk kemudian menapaki punggungan gunung Ebulobo.
Laut biru bergradasi hijau muda terpapar di depan mata. Ilalang kekuningan tersapu angin berderet di sepanjang jalur pendakian di bukit seberang. Tapi sial siang ini terik sangat. Saya yang dari tadi berada di bukit sebelah kiri, cuma bisa mengeserkan kaki sedikit demi sedikit di atas tas tripod yang sengaja saya taruh di atas pasir yang membara. Telapak kaki serasa melepuh, berasa seperti berdiri di atas logam yang dipanasi api dibawahnya. Dan saat itu saya super duper menyesal meninggalkan sepatu saya di atas kapal. Padahal pemandangan nan apik mengoda untuk diabadikan dalam jepertan kamera.
“Dimana bang komodonya ?”tanya penasaran beberapa teman kepada ranger yang menemani kami menyusuri trek medium di pulau Komodo ini. Di depan kami memang saat itu hanya terlihat rimbunan rontokan dedaunan kering diantara ranting ranting kayu. Mata kami mengecap mencoba mencari sang naga yang menurut ranger sering terlihat di sekitar situ. “itu dia..” ucap seorang teman sembari mengarahkan telunjuknya ke arah ranting pohon yang sedikit tertutup bayangan rimbunan pohon. Dan mimpi saya untuk berjumpa langsung dengan sang legenda naga, ora di pulau aslinya ini pun terwujud.
Senja merekah, merona merah diantara siluet bukit di depan sana. Saya mempercepat langkah sedikit berlari sembari terus menancapkan pandangan mata ke bulatan merah yang sebentar lagi ingslup, terbenam di balik bukit. Ini pengalaman pertama saya menikmati senja di Labuhan Bajo, salah satu tempat yang entah dari beberapa tahun yang lalu ingin saya datangi tapi baru sekarang bisa terlaksana.