Fun Facts Dieng – Hunting Ceria bersama Landscape Indonesia

Beberapa kejadian seputaran event Hunting Milky Way Dieng kemarin yang sempat tercatat.

– Rencana event hunting berlangsung dari tgl 23 – 27 April tapi akhirnya mundur menjadi 24 – 28 April 2014 karena mengikuti jadwal liburan Ronny.

– Rencana awal peserta hanya 2 orang, saya dengan Ronny menjadi 4 orang peserta inti, Saya, Ronny, Agung, Cheppy ditambah beberapa teman yang hanya sehari datang sehari pulang. Sempat berseloroh tiap hari ada peserta yang dieliminasi karena foto-fotonya milkyway nya kurang bagus hahahaha.

– Karena waktu berangkat tidak ada yang membawa tenda akhirnya Cheppy mengontak temannya Satria supaya harus berangkat ke Dieng membawa tenda. Tenda itu wajib karena buat properti foto #eaaaa

– Peserta ada yang berasal dari Solo, Jogja, Purwokerto, Ambarawa dan Jakarta.

– Welly, peserta dari Jogja rencana bergabung tanggal 24 sore tapi kemundian diundur dan baru bisa bergabung tanggal 26 April. Itupun datang ke tempat kita berkumpul di Posko Pendakian Gunung Prahu dalam kondisi basah kuyup karena hujan deras yang mengguyur Dieng setiap hari.

– Kang Pii, salah seorang staff di posko pendakian sangat membantu dalam mencarikan lokasi-lokasi terbaik selama kami di Dieng. Bahkan menemani kami bermalam di Puncak Sikunir. Terima kasih kang Pii !

– Selama 5 hari 4 malam kita berpindah-pindah lokasi tidur. Malam pertama bermalam di lapangan telaga Cebongan, malam kedua bermalam di Bukit Sikunir, malam ketiga begadang di Gerbang Selamat Datang, dan malam ke empat begadang di Gardu Pandang.

– Karena hampir setiap malam begadang, jadinya aktivitas selama di Dieng, malam begadang memotret hingga pagi, siang harinya digunakan untuk menggantikan waktu tidur 😀

– Selama 4 malam berturut beruntung bisa tiap malam menikmati bentangan kabut bima sakti walau sempat kawatir karena hampir setiap hari menjelang pukul 14.00 selalu hujan deras hingga sore.

– Gunung Prahu merupakan tempat yang direkomendasikan untuk bisa menikmati keindahan alam Dieng. Tapi kami tidak sempat kesana dengan pertimbangan cuaca yang masih sering hujan dan kalau akhir minggu penuh pengunjung, apalagi waktu itu sedang ada rombongan besar berjumlah 680 orang yang berencana mendaki ke Gunung Prahu.

– Bima Sakti seharusnya mulai nampak dari selepas matahari terbenam. Tapi karena kabut tebal dan awan baru biasanya mulai cerah menjelang pukul 2 dini hari.

– Siapa yang selama di Dieng kemarin rutin mandi tiap hari tunjuk jari !! 😀

– Sleeping bag adalah salah satu peralatan yang wajib kita bawa, karena hawanya dingggiiinnnnn sekali. Tapi kalau kita tidak punya bisa sewa dari beberapa penyewaan outdoor yang banyak kita jumpai di sekitar posko pendakian Gunung Prahu.

– Selama ini kita mengenal istilah termos putih untuk lensa tele nya canon, tapi selama di Dieng kemarin kita ditemani lensa biru yang setia menemani melewati dinginnya malam. Kalau yang ini memang termos beneran berisi air panas sih 😀

– Musuh utama dalam memotret malam di Dieng kemarin adalah udara yang dingin dan basah. Malam ketiga hampir seringkali lensa yang digunakan dipenuhi uap air sehingga harus rajin-rajin ditengok dan dibersihkan. Atau kalau tidak mau repot bisa mencoba cara yang digunakan Ronny dengan menggunakan DIY dew heater (Ron, nanti sharing seperti apa ya alatnya).

– Lawan terkuat lainnya adalah mencoba untuk mengalahkan rasa malas untuk beranjak keluar dari sleeping bag ketika ada teman yang membangunkan kita dengan teriakan woiii milky way nya sudah keliatan tuhh… pilihannya cuma dua, pura-pura tidak dengar dan kembali tidur atau keluar dengan rasa malas dan langsung bertemu dengan hawa dingin tapi pulang senang membawa foto-foto bima sakti dari Dieng

– Peralatan yang dibawa Ronny cukup lengkap, selain dew heater dan aki kering, Ronny juga membawa Polarie Vixen yaitu alat yang digunakan untuk membantu dalam memotret benda-benda langit. Seperti apa bentuknya dan gimana manfaatnya nanti deh Ronny yang bantu jelaskan 😀

– Waktu perjalanan ke Bukit Sikunir sempat panik karena kunci motor dicari-cari tidak ketemu. Takutnya jatuh waktu di perjalanan naik ke atas atau tertinggal di bawah ketika mengambil mantol dari jok motor. Beruntung tukang parkir yang baik hati mau menyimpankan kunci nya. Terima kasih kang !! #ceroboh1

– Hari berikutnya kunci motor kembali tertinggal di jok motor karena mengambil sandal jepit yang ada di jok motor. Beruntung diambil dan disimpankan oleh ibu tuan rumah tempat kami bermalam di Dieng. Terima kasih bu !! #ceroboh2

– 2 malam terakhir cheppy lebih banyak berteman dengan sleeping bag dibanding dengan kamera dan tripod karena malah kena sakit perut. Entah karena masuk angin kehujanan sehari sebelumnya, atau karena salah makan atau karena dari beberapa hari kemarin tidak bisa update status #eaaaaa

– 1814 frame foto dalam bentuk raw yang dibawa pulang dalam perjalanan hunting 5D4N kemarin dari kamera canon 6D dan 450D (belum termasuk film dari kamera poket s95). Teman-teman lainnya berapa frame foto yang di jepretkan ?

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top