milky way di Karanganyar

Senin sore, ketika mata masih sedikit mengantuk, terbangun karena bunyi notifikasi whatapps di hape. “Bek.. di Solo, nanti malam pada mau ke Tawangmangu, sekalian belajar motret, ikut ndak?”. Pesan dari Marsono yang kemudian ditambahi embel-embel, “naik mobil kok, tinggal tidur saja di perjalanan nanti ” ketika aku balas dengan baru balik dari Rembang sore tadi. Dan berempat, Marsono, Dwi “Kebo”, Adit dan saya sekitar pukul 7 malam kemudian sudah berada di mobil, membelah malam menuju ke Tawangmangu. Dan bintang, yang sedari Solo tadi sudah terlihat cukup banyak semakin bertebaran ketika kami meninggalkan keramaian kota Solo untuk memotret milky way di Karanganyar.

Setelah sejenak mengisi perut di warung pecel lele Lamongan di pinggir jalan, perjalanan kami lanjutkan menyusuri jalan berliku. Semakin ke arah timur, polusi cahaya dari lampu rumah semakin berkurang. Hingga sampai pada satu daerah persawahan di sekitar Mojogedang, Karanganyar, bintang terlihat bertaburan di langit. Kami pun memilih berhenti sejenak untuk mengabadikan langit malam. Bima sakti saat itu terlihat dalam posisi membujur dari utara ke selatan, tapi sudah cukup tinggi sehingga menggunakan lensa kits 18-55 di kamera apsc kurang bisa menangkap secara maksimal. Posisi kamera musti dalam posisi vertikal untuk bisa menangkap sebagian dari siluet pepohonan dan bentangan milky way di Karanganyar.

milky way di Karanganyar
milky way membujur di langit

Dwi “Kebo” yang sedang keranjingan memotret dengan kamera mirrorless baru nya sudah sibuk mencari tempat untuk komposisi terbaik di sebelah kanan jalan. Adit juga yang mulai keracunan memotret malam juga sudah bersiap dengan kamera di atas tripod. Marsono, yang biasanya dengan peralatan masak memasak dan siap menyuplai kita dengan roti bakar dan kopi hangat, malam kemarin hanya bengong ceria sembari membantu menerangi dengan cahaya senter ketika kami sibuk menyiapkan peralatan.

milky way di Karanganyar
marsono maenan senter

Beberapa lama kemudian terceletuk ungkapan “mas, kamera full frame memang kalau buat jepret langsung bisa terlihat dengan cepat di layar lcd ya… ” #ngokk.. agak bingung sebenarnya di awal maksud pertanyaannya.. “punya saya kalau buat motret nunggu hasilnya keluar agak lama” imbuh Adit sembari memberi contoh. oooooo… itu mah bukan masalah full frame ndak full frame mas bro :D.. Itu lebih ke masalah setingan Noise reduction nya yang di ON kan. Jadi kalau ada teman-teman lain yang ketika memotret dengan speed lambat dan menunggu hasilnya keluar di LCD lama, silakan di cek di pengaturan Noise reduction nya apakah di ON kan atau di OFF kan. Kalau di ON kan, dicoba di OFF kan saja. Noise reduction nanti bisa dilakukan pada saat post processing kok. Karena kalau setingan nya noise reduction di On kan, kamera akan memroses dengan waktu dua kali lipat waktu yang kita gunakan untuk memotret. Jadi mendingan dimatikan pengaturannya jadi waktunya bisa lebih efektif untuk memotret daripada untuk pemrosesan di kamera.

Setelah cukup puas bermain-main dengan komposisi memotret milky way, dan tentunya ada yang keracunan lensa ultra wide untuk bisa merekam pendaran bima sakti dari ujung ke ujung, kami pun berpindah lokasi, melanjutkan perjalanan ke Tawangmangu. Di sana kami melanjutkan memotret milky way yang sudah dalam posisi tegak lurus, diantara rimbunan ranting pohon dan dedaunan.

“motretnya posisi vertikal saja mas, karena milky way nya sudah dalam posisi tegak” ujarku ketika melihat posisi bodi kamera Adit dalam posisi horizontal. “Kalau posisi vertikal susah liat hasilnya mas” balas Adit sembari mempraktekan gerakan kepala miring-miring ketika melihat hasil jepretannya di lcd. Alamakkk… posisi nya bisa dirubah euy :D. Dan dengan sedikit pengaturan di posisi rotasi di kamera maka sudah tidak perlu lagi miring-miring kalau motret vertikal 😀

milky way di karanganyar
bagian inti milky way

Tidak berapa lama kemudian, Dwi juga ternyata mempunyai problem yang sama.. setingan noise reduction nya ternyata secara default masih dibikin ON. hahahaha.. jadi dari tadi mereka berdua jeprat jepret milky way ternyata waktunya banyak dihabiskan untuk menunggu hasil jadinya :D. Belum lagi ternyata tampilan vertikal juga secara defaul masih miring.. hahaha..

Akhrinya setelah pemotretan milky way di Karanganyar tadi malam, dua teman hunting ini sudah bisa lebih memotret dengan lebih cepat dan tidak perlu lagi pegal leher miring-miring kepala ketika memotret vertikal. wkwkwkw

1 komentar untuk “milky way di Karanganyar”

  1. Pingback: Test high iso canon 6D untuk memotret milky way - Landscape Indonesia

Komentar ditutup.

Scroll to Top