Liburan keluarga ke pantai Kukup dan Drini seminggu sehabis lebaran kemarin memang sengaja tidak terlalu banyak membawa peralatan foto. Cukup canon 6D dengan lensa sigma 35mm f/1.4 dan drone dji phantom 3 pro. Sesekali mencoba mengabadikan pantai dalam format bukaan lebar. Agak berbeda dengan konsep foto pemandangan yang biasanya menggunakan lensa bersudut lebar dengan bukaan kecil supaya mendapatkan ketajaman dari depan hingga latar belakang.
Kami berangkat pagi dari Solo, sekitar pukul 4 pagi. Perjalanan lancar dan tiba di pantai Kukup sekitar pukul 6 pagi. Ternyata pantai Kukup saat itu sudah cukup ramai. Sepertinya banyak keluarga yang melewatkan liburan lebaran di pesisir Gunung Kidul ini.


Warung-warung di pinggir jalan yang menuju ke pantai juga sudah mulai buka dan berkemas menyambut para pengunjung. Udang goreng kering yang masih panas keluar dari penggorengan sudah mulai disusun bertumpuk di atas kertas koran. Semerbak baunya membuat kami menjadi lapar karena memang belum sarapan, tapi masih terlalu pagi untuk makan.

Kami menuju ke pinggir pantai yang berpasir kecoklatan. Beberapa keluarga tampak sedang bermain di tepi pantai yang ternyata sedang surut.


Kunjungan kami sebelum-sebelumnya pas sedang pasang jadi tidak terlihat karang yang membentang sepanjang garis pantai.

Di beberapa tempat yang terisi genangan air juga tampak anak-anak yang menikmati permainan mencari ikan di sela-sela batu karang.

Sementara yang lainnya tampak ceria menceburkan separuh tubuhnya ke dalam air.


Kami bermain air sebentar sebelum kemudian memutuskan untuk menaiki tangga menuju ke batu karang dengan pendopo di atasnya.

Menyusuri beberapa tangga dan menyeberang jembatan kami pun bisa memandang lautan lepas dari sisi ini.

Langit masih berwarna kuning kecoklatan tersapu mentari pagi yang masih belum terlihat karena tertutup pebukitan.

Sementara di sisi barat, ombak memanjang menyapu pesisir pantai selatan, susul menyusul menyapu daratan.

Setelah itu kami meninggalkan pantai Kukup menuju pantai Drini.

Sampai di sana ternyata parkiran mobil juga sudah penuh. Hebat memang dampak liburan panjang selama lebaran ini, tempat-tempat wisata hampir sebagian besar didatangi pengunjung.
Di pantai Drini ternyata juga tidak jauh berbeda dengan di pantai Kukup. Teluk yang kunjungan sebelumnya dipenuhi air sekarang surut hingga ke batas batu karang. Beberapa anak terlihat dengan ember dan jaring kecil sudah sibuk mencari ikan di sepanjang pantai yang paling hanya sedalam mata kaki. Mencari ikan yang terjebak di kolam kolam kecil, tertinggal ombak.

Kami pun menyusul berjalan menyusuri tepian pantai sambil sesekali melihat-lihat kolam kolam kecil, mencari ikan yang berwarna warni.

Sementara di tepi pantai, kayak yang terbuat dari fiber berjajar menunggu air pasang dan menjadikan pantai drini seperti kolam renang alami. Beberapa penjaga tampak membersihkan beberapa peralatan yang mungkin beberapa hari sebelumnya banyak digunakan pengunjung.


Di sebelah barat pantai, aktivitas lebih didominasi pengunjung yang berteduh di bawah payung-payung yang disediakan oleh warga setempat. Berteduh sembari menyeruput air kelapa muda sambil mendengarkan irama ombak dan menikmati segarnya angin pantai memang menjadi salah satu daya tarik orang untuk berlibur ke pantai.


Tak terasa sudah hampir tengah hari, setelah selesai makan siang dengan menu ikan, cumi dan udang goreng, kami pun kembali pulang. Liburan tidak perlu harus mewah, yang penting bisa melewatkan waktu bersama dengan keluarga tercinta.

Dan memang sigma 35mm f/1.4 nya tidak mengecewakan untuk digunakan sebagai teman perjalanan mengabadikan liburan.
Pengalaman menggunakan lensa Sigma 35mm f/1.4 untuk mengabadikan liburan keluarga di pantai Kukup dan Drini kemarin
- Salah satu daya tarik utama lensa Sigma 35mm f/1.4 ini adalah tetap tajam di bukaan terlebarnya f/1.4 dan auto fokus.
- Auto fokusnya cukup cepat, jadi masih bisa mengikuti untuk obyek yang bergerak.
- Auto fokus untuk subyek yang terlalu jauh kadang agak sering tidak tepat, sepertinya karena jarak tajam yang terlalu tipis sehingga sensor kamera dan lensa juga tidak terlalu bisa membedakan fokus yang kita inginkan.
- Berlawan arah dengan cahaya juga bisa membuat foto yang diambil dengan lensa bukaan lebar ini jadi lebih menarik, seakan subyek jadi terpisah dengan latar belakangnya.
- Dengan hanya membawa satu kamera dan satu lensa, saya bisa lebih ditantang untuk mencari komposisi yang menarik dengan segala keterbatasan yang ada.
Dasar full frame yak, 35mm juga masih 35mm. Coba di apeesce, sudah jadi 50an mm deh, wkakkwka
kalau pakai apsc pakai yang 24 mm mas ghoz. atau kl ndak nikon ada yang 20mm f/1.8 juga lho